Kekerasan dalam
Berpacaran
Kekerasan dalam pacaran
adalah suatu tindakan yang dapat merugikan salah satu pihak dan berakibat
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk
ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan hak secara
sewenang-wenang kepada seseorang, baik yang terjadi di depan umum atau dalam
kehidupan pribadi.
Kekerasan dalam
berpacaran seringkali kita jumpai di kehidupan masyarakat. Hal ini di pacu
karena cara berpacaran dan tingkah laku orang tersebut. Perempuan menurut
pandangan laki-laki biasanya dianggap sebagai makhluk yang lemah, penurut,
pasif, sehingga menjadi alasan utama terjadinya perlakuan yang semena-mena.
Kekerasan dalam pacaran yang sering terjadi biasanya terdiri atas beberapa jenis
misalnya serangan fisik, mental, ekonomi, psikologis dan seksual. Secara rinci
adalah sebagai berikut:
1. Dari
segi fisik misalnya memukul, menendang, ataupun mencubit.
2. Dari
segi mental biasanya, cemburu yang berlebihan, pemaksaan, dan perlakuan kasar
di depan umum”.
3. Dari
segi ekonomi, kekerasan juga bisa terjadi. Misalnya, ada pasangan yang sering
meminjam uang, meminta membelikan sesuatu yan berlebihan tanpa pernah
mengembalikannya.
4. Dari
segi psikologis misalnya bila pacarmu suka menghina kamu, selalu menilai
kelebihan orang lain tanpa melihat kelebihan kamu, , cemburu yang berlebihan
dan lain sebagainya.
5. Dari
segi seksual adalah pasangan yang memaksa pasangannya untuk melakukan hubungan
seksual, pemerkosaan dlsb.
Dalam video kekerasan
dalam berpacaran diceritakan seorang gadis yang bernama Melati, seorang
mahasiswi di perguruan tinggi swasta di jakata, yang hidup serba berkecukupan
tapi dia sering merasa kesepian karena orang tuanya yang jarang ada di rumah,
mereka sangat sibuk dengan pekerjaan mereka, melati mensiasatinya dengan cara
mengikuti les, dan bekerja untuk menutupi waktu luangnya di luar jam kuliah. Melati
berhubungan dengan seorlang pria bernama Jaka, dia kakak dari sahabatnya
Melati, bereka berpacaran dan Melati pun tidak lagi merasa kesepian karena
setiap ada masalah kuliah, dan pekerjaan dia selalu bercerita kepada Jaka, Jaka
selalu mengantarkan Melati kemanapun ia pergi, pada awal mulanya Jaka sangat
baik dan hubungan pacaran mereka sangat rukun, tetapi semakin hari sifat Jaka
semakin berubah, dia sering membentak-bentak Melati, bahkan Jaka sering memukul
Melati, lalu beberapa saat Jaka pun meminta maaf kepada melati. Semua itu
berlangsung terus menerus, dan berujung pertengkaran antara melati dan jaka,
melati selalu mengalah, dan dia merasa tidak berdaya untuk melawan jaka. Dan
melatipun selalu merasa di rugikan. Pada suatu ketika jaka mendatangi melati
dengan membawa handphone keluaran terbaru yang di tawarkan temannya jaka. Jaka
pun merayu melati agar melati membelikannya untuk jaka. Melati menolak dengan
alas an pengeluaran melati sangat besar. Tapi jaka memaksa dan marah sampai
melati pun di siksa, kali ini melati di pukuli habis-habisan dan hampir nyawa
melati melayang akibat siksaan dari jaka. Melatipun mengalah dan memberikan
sejumlah uang kepada jaka untuk membayar handphone tersebut. Semakin hari jaka
semakin brutal, dan melati merasa tidak tahan akan sikap jaka kepadanya, dan
temannya melati sebut saja herman member nasehat dan jalan keluar kepada
melati, akhirnya melati meninggalkan jaka karena sudah tidak tahan dengan semua
sikap jaka.
Banyak orang tak
menyadari adanya kekerasan dalam pacaran. Istilah cinta itu buta benar-benar
berperan di dalamnya. Ketika seseorang sedang dimabuk cinta, ia akan menganggap
bahwa si pacar adalah segalanya. Ia rela melakukan apa pun demi si pacar.
Bahkan ia juga rela diperlakukan kasar. Ini persepsi yang salah. Yang namanya
cinta tidak ada unsur kekerasan di dalamnya. Bukankah cinta itu seharusnya
lemah lembut, sabar, rendah hati, dan penuh kasih?
Solusi menurut saya
pengaruh kelurga sangat besar dalam membentuk kepribadian seseorang.
Masalah-masalah emosional yang kurang diperhatikan oleh orang tua dapat memicu
timbulnya permasalahan bagi individu yang bersangkutan di masa yang akan
datang. Misalnya saja sikap kejam dari orang tua, berbagai macam penolakan
orang tua terhadap keberadaan anak, pertengkaran orang tua, dan juga disiplin
yang diajarkan secara berlebihan. Hal-hal semacam ini akan berpengaruh pada
model peran yang dianut oleh anak tersebut pada masa dewasanya. Bila model
peran yang dipelajari sejak anak-anak tidak sesuai dengan model yang normal,
maka perilaku semacam kekerasan dalam pacaran ini pun akan muncul. Oleh karena
itu, bagi para orang tua marilah kita bimbing anak kita dengan memberkan
nasihat, perhatian dan perilaku yang positif.