MANUSIA DAN CINTA-KASIH
1.1 Manusia
Manusia adalah tujuan akhir penciptaan Tuhan (saya memaknai
Tuhan sebagai energi keberadaan yang abadi dan tak terbatas, Logos). Karena
apa? Dalam diri manusialah, Tuhan bisa menyadari diriNya sendiri.Ia bisa
bercermin dalam hati manusia. Ia bisa menyaksikan ribuan sifatNya dalam pribadi
manusia. Dalam bahasa Kristiani, Tuhan menciptakan manusia sesuai dengan
citranya. Jika diijinkan, Tuhan adalah seorang narsis sejati yang sangat
mencintai diriNya sendiri, cemburu pada diriNya sendiri sehingga Ia menciptakan
imaji tentang keindahan saban malam, merindukan kekasihNya yang bernama manusia
yang konsepnya telah ada dalam diriNya. Dan adakah yang lebih serupa ketimbang
keserupaan pencinta dan kekasihnya?
Sebelum memulai penciptaan, tujuan akhir telah dibayangkan
terlebih dulu olehNya.Ia menciptakan konsep manusia sejati, insan kamil,
übermensch. Pada diri manusia yang telah mencapai puncak kesadaran itulah Tuhan
mampu melihat wajahNya secara total.Namun sebelum mencapai bentuk fisik,
pikiran, dan kesadaran manusia, berturut-turut kehidupan mengalami fase demi
fase untuk menyempurnakan evolusinya.Dan itu membutuhkan waktu berjuta-juta
tahun, dalam hitungan waktu fisikal pikiran. Dalam proses evolusi ini, ilmu
pengetahuan modern telah menjelaskan dengan cukup baik meski masih ada unsur
spekulatif di dalamnya. Dan sebelumnya, hukum evolusi ini telah dipahami dengan
baik oleh para mistikus zaman dahulu dengan penyaksian langsung, knowledge by
presence.
2.2 Cinta-Kasih
2.2.1 Pengertian Cinta-Kasih
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang atau tertarik hati
kepada suatu hal. Perasaan ini mendorong subyek untuk merasa simpati kepada
obyek yang diungkapkan melalui hal yang bersifat positif sehingga mencapai
keharmonian. Hal ini disebut kasih. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
cinta adalah perasaan suka, sementara kasih adalah pengejawantahan dari cinta.
(Mawardi, 2007: 167)
Cinta adalah
rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta
(kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat
diatikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan
menaruh belas kasihan.
Terdapat
perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang
rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan
rasa, mengarah kepada yang dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu.
Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut:
1. Cinta bersifat
manusiawi
2. Cinta bersifat
rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
3. Cinta
menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
Cinta juga selalu menyatakan unsur
- unsur dasar tertentu yaitu:
1. Pengasuhan,
contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya.
2. Tanggung jawab,
adalah tindakan yang benar – benar bedasarkan atas suka rela.
3. Perhatian,
merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang
lain, agar mau membuka dirinya.
4. Pengenalan,
merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
Banyak orang sering mengartikan cinta sebagai masalah “untuk
dicintai” sehingga membuat mereka berusaha untuk selalu dicintai orang lain.
Tetapi pengartian cinta disini bukanlah pengertian cinta yang tepat.
Permasalahan dalam cinta adalah mengenai kemampuan seseorang dalam mencintai
obyek, tentang bagaimana dia mencintai suatu obyek, sehingga dapat
dikatakan bahwa aspek cinta-kasih adalah memberi dan bukan menerima. (Widagdho,
2008: 38)
2.2.2 Cinta Menurut ajaran Agama
Mungkin bisa
dikatakan bahwa cinta adalah hal yang sangat berarti bagi diri kita sepanjang
hidup kita, kasih dimana sesuatu yang memiliki hal yang sangat berarti untuk
saling mengasihi antara sesama manusia. Bila kata cinta dan kasih digabungkan
menjadi satu menjadi cinta kasih, akan menjadi kata yang sangat bermakna bagi
hidup kita. Cinta sendiri sangat sakral bagi hidup kita saling mencintai,
saling menyayangi dan saling pengertian, dimana semua ini berhubungan dengan
perasaan yang ada dalam hati yang timbul dari ketertarikan pada satu lawan
jenis yang menjadi ingin rasa memiliki dan menjadi sepasang yang tak ingin
lepas dari sesuatu tersebut. Kasih yang menjadi pelengkap dari kata cinta yang
satu sama lain saling mengasihi dan menjaga hati dengan baik. Tetapi cinta
jangan dilaksanakan dengan NAFSU dan GENGSI
2.2.3 Bentuk Cinta-Kasih
A. Kasih Sayang
Menurut Kamus Bahasa Indonesia karya W. J. S. Poerwadarmita,
kasih sayang adalah perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam
penerapannya, kasih sayang tidak hanya berupa perasaan, tetapi juga berupa tingkah
laku yang bersifat positif dan bertujuan untuk membentuk satu kesatuan
yang utuh.
Kasih
sayang identik dengan hubungan antara pria dan wanita. Tapi sebenarnya, kasih
sayang tidak hanya berlandaskan perasaan cinta terhadap lawan jenis, kasih
sayang memiliki beberapa macam landasan, yaitu:
1. Cinta terhadap Allah
Cinta terhadap Allah adalah cinta yang lahir karena
kesadaran dirinya sebagai hamba dari suatu Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu,
cinta terhadap Allah hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki keyakinan
terhadap eksistensi Yang Maha Kuasa. Seseorang yang memiliki keyakinan terhadap
eksistensi Yang Maha Kuasa akan cenderung memiliki sikap yang lebih baik
daripada mereka yang tidak.
2. Cinta Diri Sendiri
Cinta diri sendiri adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan
jasmani dan rohani dirinya. Cinta diri sendiri dikatakan bernilai negatif jika
keinginan tersebut berubah makna menjadi egoistis, yang artinya keinginan
tersebut terlalu mementingkan dirinya sendiri dan tidak memikirkan kepentingan
yang lain. Seorang wartawan yang memiliki keinginan untuk mendapat data dari
seorang narasumber dengan bertanya padanya adalah hal yang wajar, sebab
keinginannya adalah pemenuh kebutuhannya sebagai seorang wartawan. Tetapi, jika
keinginannya menimbulkan rasa tidak nyaman kepada narasumber, maka keinginannya
telah berubah makna menjadi egoistis.
3. Cinta Keibuan
Cinta keibuan adalah perasaan memiliki obyek sebagai anaknya
sendiri. Cinta keibuan bersifat tulus dan ikhlas, tidak ada tujuan lain selain
melindungi obyek tersebut. Seorang ibu yang menjaga 2 orang anak, yang satu
anak kandung dan yang lain anak tiri, maka ibu itu akan cenderung lebih
menyayangi anak kandungnya.
4. Cinta Erotis
Cinta erotis adalah adalah cinta yang lahir karena kebirahian
atau nafsu. Perwujudan dari cinta erotis adalah kontak yang bersifat seksual,
berbeda dengan perwujudan cinta yang sebenarnya yang bersifat tulus. Seekor
merak betina akan tertarik pada merak jantan yang paling indah ekornya. Cinta
si merak betina hanya berlandaskan cinta pada keindahan ekor si merak jantan,
yang artinya cinta tersebut tidaklah tulus.
5. Cinta Persaudaraan
Cinta persaudaraan adalah rasa memiliki obyek sebagai bagian
dari dirinya sendiri, sehingga cinta persaudaraan tidak mengenal batas-batas
agama, bangsa, atau suku. Cinta persaudaraan melahirkan nilai bahwa semua
makhluk adalah sama. Seorang anak akan menangis saat mengetahui bahwa keadaan
sahabatnya sedang kritis, padahal keyakinan sahabatnya berbeda dengan dirinya.
B. Kemesraan
Kemesraan adalah perasaan simpati
yang menimbulkan keakraban subyek kepada obyek. Kemesraan adalah perwujudan
cinta setelah kasih sayang.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan
berdasarkan umur, yaitu:
1. Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal
pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang
menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
2. Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri
dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun awal perkawinan, kemesraan masih
sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
3. Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemesraan bagi manusia berbeda dengan
pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan
sebagainya.
KESIMPULAN
Manusia
dan Cinta-Kasih
Cinta-kasih mencakup seluruh obyek, tanpa mengenal agama,
bangsa, dan suku, oleh karena itu cinta-kasih bersifat abadi. Cinta-kasih
didasarkan oleh rasa tanggung-jawab, bukan rasa ingin memiliki; sehingga
cinta-kasih tidak mengenal rasa cemburu, dengki dan iri. Cinta-kasih itulah
yang harus diterapkan pada tiap individu untuk mencapai keharmonian. Dengan
demikian, seluruh individu akan memahami nilai persatuan dalam kehidupan.
Sumber :
1. www.wikipedia.com
2. http://yourdreamisyourworld.blogspot.com/2011/02/manusia-dan-cinta-kasih.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar