Kamis, 31 Mei 2012

Kekerasan dalam Berpacaran


Kekerasan dalam Berpacaran
Kekerasan dalam pacaran adalah suatu tindakan yang dapat merugikan salah satu pihak dan berakibat kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan hak secara sewenang-wenang kepada seseorang, baik yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi.
Kekerasan dalam berpacaran seringkali kita jumpai di kehidupan masyarakat. Hal ini di pacu karena cara berpacaran dan tingkah laku orang tersebut. Perempuan menurut pandangan laki-laki biasanya dianggap sebagai makhluk yang lemah, penurut, pasif, sehingga menjadi alasan utama terjadinya perlakuan yang semena-mena. Kekerasan dalam pacaran yang sering terjadi biasanya terdiri atas beberapa jenis misalnya serangan fisik, mental, ekonomi, psikologis dan seksual. Secara rinci adalah sebagai berikut:
1.     Dari segi fisik misalnya memukul, menendang, ataupun mencubit.
2.     Dari segi mental biasanya, cemburu yang berlebihan, pemaksaan, dan perlakuan kasar di depan umum”.
3.     Dari segi ekonomi, kekerasan juga bisa terjadi. Misalnya, ada pasangan yang sering meminjam uang, meminta membelikan sesuatu yan berlebihan tanpa pernah mengembalikannya.
4.     Dari segi psikologis misalnya bila pacarmu suka menghina kamu, selalu menilai kelebihan orang lain tanpa melihat kelebihan kamu, , cemburu yang berlebihan dan lain sebagainya.
5.     Dari segi seksual adalah pasangan yang memaksa pasangannya untuk melakukan hubungan seksual, pemerkosaan dlsb.
Dalam video kekerasan dalam berpacaran diceritakan seorang gadis yang bernama Melati, seorang mahasiswi di perguruan tinggi swasta di jakata, yang hidup serba berkecukupan tapi dia sering merasa kesepian karena orang tuanya yang jarang ada di rumah, mereka sangat sibuk dengan pekerjaan mereka, melati mensiasatinya dengan cara mengikuti les, dan bekerja untuk menutupi waktu luangnya di luar jam kuliah. Melati berhubungan dengan seorlang pria bernama Jaka, dia kakak dari sahabatnya Melati, bereka berpacaran dan Melati pun tidak lagi merasa kesepian karena setiap ada masalah kuliah, dan pekerjaan dia selalu bercerita kepada Jaka, Jaka selalu mengantarkan Melati kemanapun ia pergi, pada awal mulanya Jaka sangat baik dan hubungan pacaran mereka sangat rukun, tetapi semakin hari sifat Jaka semakin berubah, dia sering membentak-bentak Melati, bahkan Jaka sering memukul Melati, lalu beberapa saat Jaka pun meminta maaf kepada melati. Semua itu berlangsung terus menerus, dan berujung pertengkaran antara melati dan jaka, melati selalu mengalah, dan dia merasa tidak berdaya untuk melawan jaka. Dan melatipun selalu merasa di rugikan. Pada suatu ketika jaka mendatangi melati dengan membawa handphone keluaran terbaru yang di tawarkan temannya jaka. Jaka pun merayu melati agar melati membelikannya untuk jaka. Melati menolak dengan alas an pengeluaran melati sangat besar. Tapi jaka memaksa dan marah sampai melati pun di siksa, kali ini melati di pukuli habis-habisan dan hampir nyawa melati melayang akibat siksaan dari jaka. Melatipun mengalah dan memberikan sejumlah uang kepada jaka untuk membayar handphone tersebut. Semakin hari jaka semakin brutal, dan melati merasa tidak tahan akan sikap jaka kepadanya, dan temannya melati sebut saja herman member nasehat dan jalan keluar kepada melati, akhirnya melati meninggalkan jaka karena sudah tidak tahan dengan semua sikap jaka.
Banyak orang tak menyadari adanya kekerasan dalam pacaran. Istilah cinta itu buta benar-benar berperan di dalamnya. Ketika seseorang sedang dimabuk cinta, ia akan menganggap bahwa si pacar adalah segalanya. Ia rela melakukan apa pun demi si pacar. Bahkan ia juga rela diperlakukan kasar. Ini persepsi yang salah. Yang namanya cinta tidak ada unsur kekerasan di dalamnya. Bukankah cinta itu seharusnya lemah lembut, sabar, rendah hati, dan penuh kasih?
Solusi menurut saya pengaruh kelurga sangat besar dalam membentuk kepribadian seseorang. Masalah-masalah emosional yang kurang diperhatikan oleh orang tua dapat memicu timbulnya permasalahan bagi individu yang bersangkutan di masa yang akan datang. Misalnya saja sikap kejam dari orang tua, berbagai macam penolakan orang tua terhadap keberadaan anak, pertengkaran orang tua, dan juga disiplin yang diajarkan secara berlebihan. Hal-hal semacam ini akan berpengaruh pada model peran yang dianut oleh anak tersebut pada masa dewasanya. Bila model peran yang dipelajari sejak anak-anak tidak sesuai dengan model yang normal, maka perilaku semacam kekerasan dalam pacaran ini pun akan muncul. Oleh karena itu, bagi para orang tua marilah kita bimbing anak kita dengan memberkan nasihat, perhatian dan perilaku yang positif.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar