Rabu, 02 Oktober 2013

MANAJEMEN LINGKUNGAN



ISU REGIONAL MANAJEMEN LINGKUNGAN

ABSTRAK
Topik kelestarian lingkungan adalah menarik perhatian meningkat di kalangan sarjana manajemen. Meskipun penting untuk manajer, karyawan, pelanggan dan stakeholder lainnya, namun ada studi penelitian sangat sedikit yang menganggap peran sistem manajemen sumber daya manusia dalam organisasi berusaha untuk mencapai kelestarian lingkungan. Jadi ada kebutuhan yang berkembang untuk integrasi manusia pengelolaan lingkungan ke dalam manajemen sumber daya manusia (HRM) - HRM hijau - praktik penelitian. Hijau HR adalah penggunaan kebijakan HRM untuk mempromosikan penggunaan berkelanjutan sumber daya dalam organisasi bisnis dan, lebih umum, mempromosikan penyebab kelestarian lingkungan. Inisiatif hijau dalam bentuk HRM bagian dari program yang lebih luas dari tanggung jawab sosial perusahaan. Hijau HR melibatkan dua elemen penting: praktik HR ramah lingkungan dan pelestarian modal pengetahuan. Tujuan dari makalah ini adalah untuk detil model proses HR terlibat dalam proses hijau HRM atas dasar suatu litera mendatang vailable on green HR. Literatur telah diklasifikasikan atas dasar proses entry-to-keluar di HRM (dari perekrutan untuk keluar), mengungkapkan peran yang proses HR bermain dalam menerjemahkan kebijakan SDM reen g dalam praktek. Makalah ini juga membahas sifat dan tingkat inisiatif HR Hijau dilakukan oleh ITC Terbatas sebagai studi kasus.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Pengelolaan lingkungan menjadi topik yang menarik  perhatian bagi banyak pihak di seluruh dunia, sebab berhubungan dengan upaya produktivitas dan  upaya  pembangunan yang  berkelanjutan.  Di Indonesia,  permasalahan ini  telah ditetapkan  melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 75 tahun 1994 bahwa setiap orang yang menjalankan suatu bidang usaha atau kegiatan wajib memelihara kelestarian kemampuan lingkungan  hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan.
Sejalan dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup,  pada dekade 1990-an timbul pertanyaan penting bagi kalangan perindustrian. Apakah isu lingkungan dapat dimasukkan sebagai faktor positif ke dalam strategi usaha mereka? Bukan sebagai penghambat upaya mereka memperbaiki struktur biaya produk dan  jasa (Yance, 2004). Di sisi lain, kasus pencemaran yang mencuat secara tidak langsung mendorong pemilik badan usaha untuk menerapkan pengelolaan limbah industrinya. sebab hal ini tidak terlepas dari sorotan tajam masyarakat yang menuntut hakhaknya untuk mendapatkan kualitas lingkungan hidup yang lebih sehat (Kimberly, 2002).
1.2  Rumusan Masalah
Dari pemahaman tentang pentingnya kesadaran lingkungan dan semakin tingginya perhatian terhadap isu manajemen lingkungan serta tuntutan produk yang ramah lingkungan, maka kajian pustaka ini lebih memfokuskan pada temuan riset empiris terkait pengelolaan limbah hasil produksi, utamanya dari kasus industry tahu - tempe.
1.3  Tujuan dan Manfaat
Tujuan kajian pustaka ini adalah memberikan gambaran terkait manajemen lingkungan dan juga aspek isu industrialisasi yang ramah lingkungan dengan meminimalisasi pencemaran dari hasil produksi yang kemudian identik dengan komitmen revolusi hijau. Oleh karena itu, manfaat kajian pusataka ini adalah membuka wacana dan wawasan tentang urgensi produksi yang bersih sehingga mereduksi pencemaran yang dihasilkan dari proses produksi.

BAB    II
LANDASAN TEORI
2.1       Manajemen Lingkungan
Isu tentang manajemen lingkungan kini menjadi kajian yang sangat intens terkait dengan semakin tingginya kasus-kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat pesatnya era industrialisasi. Realitas ini akhirnya tidak bisa terlepas dari tuntutan terhadap pemenuhan produk yang ramah lingkungan atau lebih dikenal dengan green product. Intensitas riset tentang problem isu manajemen lingkungan pada akhirnya memicu pertanyaan apakah hal ini dapat meningkatkan kesadaran produsen untuk meningkatkan kepedulian bagi proses produksi yang lebih ramah lingkungan.
Problem penanganan limbah disebabkan menurunnya kinerja dari pengelolaan limbah akibat perubahan tatanan pemerintahan. Untuk menangani limbah, pemerintah telah menentukan perencanaan strategis dalam Kebijakan Nasional Bidang Persampahan (2006-2010), yaitu :
1. Pengurangan sampah semaksimal mungkin yaitu dimulai dari sumbernya,
2. Mengedepankan peran dan partisipasi masyarakat sebagai mitra pengelolaannya,
3. Perkuatan kapasitas kelembagaan pengelolaan persampahan,
4. Pemisahan fungsi regulator dan operator,
5. Pengembangan kemitraan dengan swasta,
6. Peningkatan pelayanan untuk mencapai sasaran,
7. Model penerapan prinsip pemulihan biaya secara bertahap,
8. Peningkatan efektifitas penegakan hukum
Keberhasilan pengelolaan limbah akan tergantung kemauan politis khususnya yaitu dari pengelola kota. Kemauan ini dimulai dari pemahaman dan juga kesadaran akan pentingnya sektor ini sebagai salah infrastruktur kota yang dapat menceminkan nilai keberhasilan dalam mengelola kota. Dari sini maka peran swasta perlu dilibatkan dalam penanganan limbah, termasuk partisipasi dalam upaya daur ulang, pengolahan dan juga pemusnahan limbah kota.
Teknologi yang berbasis peran masyarakat perlu mendapatkan prioritas, agar keterlibatan mereka menjadi terarah. Prinsip pengelolaan limbah harus dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Untuk bisa mencapai hal itu, ada asumsi dalam pengelolaan limbah yang harus diganti dengan tiga prinsip baru yaitu:
1.   Sampah yang dibuang harus dipilah sehingga tiap bagian bisa dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini.
2.   Industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk lebih memudahkan proses daur ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah dan limbah. Pembuangan sampah limbah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi.
3.   Program-program sampah dan limbah kota haruslah disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidaklah mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) menjadi komponen penting dalam sistem penanganan sampah dan limbah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus bisa menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di perkotaan.

BAB III
METODE PENULISAN DAN DATA
3.1       Metode Penulisan Data
            Dalam membuat karya ilmiah ini, penulis mengunakan metode studi pustaka. Penulis mempelajari beberapa buku referensi yang sesuai dengan permasalahan yang penulis bahas dalam karya ilmiah ini. Penulis juga menggunakan referensi dari internet.

BAB IV
ANALISA PEMBAHASAN
4.1       Analisa Pembahasan
Manajemen lingkungan saat ini merupakan salah satu aspek terpenting dalam proses produksi sehingga semua unit usaha, baik skala besar ataupun industri rumah tangga kecil, harus memperhatikan hasil pembuangan limbahnya. Kasus ini juga dialami oleh sentra industri tahu dan tempe di Solo dan karenanya perlu ada penanganan secara kolektif sehingga terbangun suatu kesadaran kolektif terhadap kepedulian lingkungan.

Daftar Pustaka
1.      www.google.com  
2.      www.wikipedia.org 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar